Selasa, 23 November 2010

Permasalahan dan Hambatan dalam Metodologi Pengajaran

          Metodologi pengajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam proses kegiatan belajar-mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
          Pada kenyataannya, metodologi pengajaran juga memiliki beberapa permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaannya pada kegiatan belajar-mengajar. Berikut akan dijelaskan beberapa metoda pengajaran, dan hambatan-hambatannya dalam kegiatan belajar mengajar :

a.   Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut Sudirman (1989:169-172) metode Pemecahan Masalah memiliki kebaikan yaitu mahasiswa aktif mengolah informasi sendiri karena mahasiswa sebagai pusat pembelajaran, membentuk dan mengembangkan potensi, bakat atau kecakapan mahasiswa, mendorong mahasiswa berfikir dan merumuskan sendiri. Sedangkan kelemahannya adalah dosen sulit untuk merubah kebiasaan mengajar sebagai pemberi informasi, banyak memberikan kebebasan kepada mahasiswa, dalam pelaksanaannya memerlukan penyedian berbagai sumber belajar dan fisilitas  memadai, mahasiswa sulit merubah kebiasaannya sebagi penerima informasi.
Hambatan dalam metode ini :
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan mahasiswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.



b.  Metode diskusi dan debat
Di dalam metoda diskusi, para siswa diberi satu atau beberapa topik-topik untuk dibahas atau diperdebatkan. Pertanyaan-pertanyaan dilontarkan ke ”floor” (siswa). Pertanyaan-pertanyaan itu dibahas dan akan menjadi baik dan buruk untuk mereka. Setuju, tidak setuju, perselisihan paham atau pendapat tertentu tidak penting. Mereka harus mengambil pertanyaan-pertanyaan itu sebagai tantangan-tantangan atau demi pengetahuan mereka.
Supaya metoda ini berhasil, para guru harus mempersiapkan rencana pelajaran dengan seksama. Ia harus memastikan akan jalannya diskusi akan lancar dan tidak kehilangan topik. Metoda diskusi bervariasi dari guru sebagai pusat ke siswa sebagai pusat, permainan peran, wawancara-wawancara, pengungkapan, dan lain sebagainya.
Hambatan dalam metode ini :
1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahana di atas, peranan guru dalam metode ini yang harus dijalankan adalah :
1. Menjaga jangan sampai pembicaraan nyeleweng.;
2. Semua anggota harus aktif berpartisipasi;
3. Yang pemalu agar dibimbing agar ikut;
4. Menjamin tata tertib;
5. Jangan sampai suasana jadi tegang;
6. Murid-murid harus mengerti masalahnya; dan
7. Harus dapat menyimpulkan.



c.   Metode Pengungkapan Pendapat (Brainstorming)
Pendekatan pengungkapan pendapat membiarkan pemikiran kreatif untuk ide-ide yang baru. Para siswa didorong untuk mengambil bagian secara penuh karena semua ide secara merata dicatat/direkam. Metoda ini menggambarkan pengetahuan dan pengalaman kelompok. Di dalam metoda pengungkapan pendapat, roh kebersamaan diciptakan. Biasanya satu ide yang diusulkan oleh perorangan dapat mencetuskan ide-ide lain. Sebenarnya, sasaran keseluruhan dari metoda ini datang bersama ide-ide yang baru atau kombinasi dari ide-ide yang baru.

d.  Metode Kerja Kelompok
Metode Pembelajaran kolaboratif adalah suatu metoda tentang KBM di mana para siswa dikelompokkan bersama-sama untuk menjelajah suatu pertanyaan yang penting atau menciptakan suatu proyek yang penuh arti. Pelajaran kebersamaan adalah semacam pelajaran kolaboratif yang spesifik. Di dalam pelajaran kebersamaan, para guru harus memutuskan ketrampilan-ketrampilan atau pengetahuan apa untuk dipelajari oleh para siswa, dan para guru harus mengatakan kepada para siswanya bagaimana caranya bekerja sama di dalam kelompok-kelompok kecil di suatu aktivitas yang tersusun.
Hambatan dalam metode ini :
1. Dengan metode ini, ada beberapa siswa tidak bekerja dengan baik. Siswa-siswa) Penyendiri menemukan kesulitan untuk berbagi / ikut berpartisipasi di dalam diskusi.
2. Sementara Para siswa agresif mencoba untuk mendominasi kelompok.
3. Para siswa cerdas cenderung untuk berbuat sebagai ”superior” (cenderung mendominasi).

e.   Metode Eksperimen
Sebuah eksperimen adalah suatu metoda yang biasanya digunakan di suatu pelajaran sain. Di dalam eksperimen, pengujian hipotesis melalui penyelidikan-penyelidikan mereka sendiri untuk menemukan konsep-konsep sain spesifik dan prinsip-prinsip. Melaksanakan satu eksperimen menyangkut pemikiran, keterampilan-keterampilan teknis, keterampilan ilmiah dan keterampilan untuk ”memanipulasi”. Proses-proses ilmiah memerlukan sistematis, objektif, kreatif, kritis, analitis dan pemikiran rasional. Para ilmuwan meneliti gejala tertentu dan berusaha untuk mendapatkan hasil-hasil yang diperlukan.
Hambatan dalam metode ini :
1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

f.   Metode Demonstrasi
Hambatan dalam metode ini :
1. Daya tangkap setiap siswa berbeda, sehingga guru harus mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar siswa dapat mengikuti pelajaran.
2. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah.
3. Demonstrasi akan menjadi metode yang kurang baik apabila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasan-penjelasan yang tidak jelas.
4. Demonstrasi menjadi tidak efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang berharga.
5. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang sangat besar atau yang berada di tempat lain yang jauh dari kelas, atau bahan-bahan yang tidak berwujud misalnya gas freon.
6. Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, siswa melihat suatu proses yang berlainan dengan proses jika berada dalam situasi yang sebenarnya.


Metode mengajar inquiry

Metode mengajar inquiry mengandung proses mental yang tingkatannya cukup tinggi. Proses mental yang ada pada inquiry diantaranya : merumuskan masalah, membuat hipotesis, mendesain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dalam pembelajaran inquiry, kegiatan belajar mengajar harus direncanakan agar siswa memperoleh pengalaman, sehingga berkesempatan untuk mengalami proses inquiry.
Diskusi dalam pembelajaran inquiry, guru mengarahkan kegiatan mental siswa sesuai dengan perencanaan. Siswa lebih banyak terlibat, sehingga tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru, melainkan mendapat kesempatan untuk berpikir. Siswa dapat merumuskan jawaban dari masalah yang disajikan dalam diskusi. Karena ’dipaksa berpikir’, perkembangan kognitif setiap individu lebih dimungkinkan terlaksana.
Kelemahan menggunakan metode mengajar inquiry adalah :
1.     Belajar mengajar dengan inquiry approach memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi. Bila siswa kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.
2.    Inquiry approach kurang cocok pada siswa yang usianya terlalu muda, misalnya Sekolah Dasar (SD) kelas 1, 2, dan 3.



Hambatan-hambatan yang Muncul pada Penerapan Metode Mengajar Inquiry
1.     Kemungkinan sebagian siswa tidak berperan serta aktif dalam metode inquiry ini sehingga justru menghambat jalannya pengajaran melalui metode ini.
2.    Tingkat kedewasaan siswa kurang mencukupi untuk metode inquiry ini. Tuntutan peran terlalu tinggi sehingga siswa tidak mampu menjalankan peran ini dengan baik.
3.    Persiapan dan penjelasan yang kurang dari guru bisa membuat metode inquiry ini terhambat. Siswa harus diberi penjelasan yang cukup sebelum acara dimulai. Guru harus membantu persiapan sematang mungkin supaya proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
4.    Adanya keengganan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam metode inquiry ini. Siswa seringkali tidak bersedia untuk ikut serta dalam metode inquiry ini yang telah dirancang, walaupun guru menganggap siswa tersebut mampu berperan serta.
5.    Kurang kompetennya guru dalam merancang dan mengendalikan metode inquiry ini dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Baguuuusssss..tapi mau tanya sumbernya dari buku apa ya ?

Posting Komentar