Jakarta,
Senin, 26 September 2011 dalam perkuliahan Manajemen Pendidikan dan Pelatihan di ruang 307, gedung Daksinapati lt.3, Fakultas Ilmu Pendidikan - Universitas Negeri Jakarta, bersama dengan Bapak Amril Muhammad, berdasarkan peminjaman catatan teman. Pada pertemuan kali ini, dosen memaparkan mengapa perlu diadakan suatu pelatihan. Baik itu pelatihan dalam suatu organisasi ataupun dalam perusahaan. Berikut alasannya:
1. Adanya kesenjangan yang terjadi antara kinerja aktual atau kinerja yang terjadi pada kenyataannya dengan kinerja ideal atu yang diharapkan. Maksudnya terjadi ketidak sesuaian antara yang sudah dikerjakan olh pegawai dengan target perusahaan atau target organisasi yang telah ditetapkan.
2. Adanya karyawan baru. Karyawan baru membutuhkan fokus kerja yang lebih mendalam. Sehingga tidak terjadi kesimpang siuran dalam pelaksanaan pekerjaannya. Oleh karena itu, pegawai baru perlu diberikan pelatihan.
3. Adanya teknologi baru. Pelatihan dalam hal ini perlu dilakukan pada pegawai untuk mengantisipasi ketidak tahuan pergawai atau karyawan dalam pengoperasian teknologi baru yang ada dikantornya. Jadi pegawai perludilatih bagaimana cara mengoperasikan teknologi baru tersbut agar mampu dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.
4. Membangun budaya (corporate culture). Dalam setiap organisasi, pasti memiliki corak budayanya sendiri. Oleh karena itu pelatihan berfungsi sebagai alat pembantu bagi pegawai untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan budaya yang ada dalam organisasi atau perusahaannya.
5. Adanya promosi dan mutasi. Promosi merupakan ajang dimana seorang karyawan atau pegawai di angkat atau di naikkan jabaannya. Dengan kata lain pegawai tersebut memiliki keudukan yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Sedang mutasi adalah perpindahan pegawai atau karyawan dari satu tempat ke tempat lainnya. Kedua hal ini menuntut agar pegawai atau karyawan memiliki kompetensi yang lebih handal dibandingkan sebelumnya.
Lalu bagaimana cara mendesain pelatihan?
Pertama, Mengidentifikasi kebutuhan :
1. Mengidentifikasikan masalah yang ada
2. Analisis pekerjaan
3. Mengidentifikasikan kelompok sasaran
4. Analisis kebutuhan pelatihan :
- Survey
- Pengamatan, bisa secara langsung ataupun melalui atas
- Studi dokumen
- Wawancara
Kedua, Menata sasaran-sasaran yang ingin dicapai :
1. Determination of entry requirements (penentuan persyaratan masuk)
Merupakan syarat atau ketetapan awal yang dijadikan landasan dalam penerimaan
b. 2. Setting of training objectives (mendesain sasaran pelatihan)
Merupakan penetapan sasaran pelatihan dengan jelas
c. 3. Design of test ( merancang tes )
Merupakan perancangan tes yang akan diberikan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki, sehingga kita dapat menciptakan pelatihan sesuai dengan kebutuhan.
d. 4. Validation of objectives ( memvaliditasi tujuan)
Merupakan tindakan yang dilakukan untuk memastikan apakan pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan objek yang dituju, serta sesuai dengan kebutuhan para peserta pelatihan.
Ketiga, Instruction Design (Proses design pelatihan seperti apa, bagaimana dan tujuan) :
1. design of instruction
2. Testing of instructional material
3. Production of instructional materials
Keempat, Implementasi :
1. Planning of training facilities,
Merencanakan fasilitas apa saja yang sekiranya dibutuhkan
2. Selection and training of course instructions,
Melakukan seleksi terhadap instruktur pelatihan
3. Selection of trainees,
Menseleksi saarn pelatihan
4. Conduct of training,
Melaksanakan pelatihan sesuai dengan apa yang dirancang sebelumny
Kelima, Evaluasi :
1. Analysis of achievement or subjective, apa yang sudah dicapai.
2. Analysis of trainee job performance , evaluasi pegawai setelah masuk kerja (dipantau).
3. Calculating of cost effectiveness of project, menghitung biaya sepadan atau tidak dangan biaya pelatihan dan kinerja pegawai.
0 komentar:
Posting Komentar