Selasa, 29 Maret 2011

Usaha Sanggar Tari Tambourine dan Worship Dance

Nama Usaha   : Sanggar Tari Tamborin & Worship Dance
Jenis Usaha    : Jasa Pendidikan & Kerohanian

     Jenis usaha yang saya buat adalah sebuah usaha yang bergerak pada bidang pendidikan sekaligus kerohanian. Mengapa saya memilih sanggar tari Tambourine dan Worship Dance? Karena saya ingin tarian ini bisa dikenal masyarakat Indonesia pada umumnya dan bisa melestarikan tarian ini sampai kepada generasi-generasi selanjutnya. Sanggar Tari ini adalah sanggar tari yang memberikan pendidikan dan keterampilan khusus pada tarian yang menggunakan alat musik Taborin dan tarian worship dengan tujuan melestarikan tarian tersebut juga memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia pada umumnya tentang keberadaan tarian rohani Kristen yang dipakai di berbagai Negara. Ada beberapa segmen yang perlu diperhatikan dengan baik dalam pembuatan usaha ini, baik segmen geografis, demografis, psikografis, dan behavioral. Berikut penjelasannya.
     Apabila kita melihat dari segmentasi geografis, cabang pertama dari sanggar tari ini akan saya buat pada daerah dimana terdapat banyak masyarakat, letaknya yang tidak terlalu sulit untuk dijangkau, dan yang pasti memiliki jumlah penduduk Kristen yang tidak sedikit. Dari sudut pandang segmentasi demografis, sanggar ini dibuat untuk:
1. Anak usia 5th - 11th -> 2 X 1 minggu
2. Remaja usia 12th - 14th -> 3 X 1 minggu
3. Usia > 14th -> 3 X 1 minggu
Sanggar tari ini dibuat bukan hanya untuk wanita, tetpi juga diperuntukkan bagi pria yang merasa sanggup dan memiliki keinginan kuat untuk menarikan tarianini. Untuk harga yang diberikan disesuaikan dengan tingkatan umur dan jumlah tatap muka yang diadakan. Bila melihat dari segmentasi demografis, sanggar ini berhak diikuti oleh berbagai masyarakat dengan latar belakang usia,gender, income, pekerjaan, pendidikan, bahkan ras yang berbeda sekalipun. Dari sudut pandang segmentasi psikografis, sanggar ini siperuntukan bagi siapa saja yang ingin bisa menarikannya mulai dari kelas rendah, menegah atas, sampai tinggi.
     Terakhir dari segmentasi behavioral. Pada segmentasi ini saya memiliki tujuan umum dan tujuan khusu atas didirikannya sanggar tari ini. Tujuan umumnya adalah untuk memperkenalkan tarian rohani Kristen yag sudah ada sejak tahun 80an ini. Sedangkan tujuan khusnya adalah ingin menemukan regenerasi yang berkompeten dalam tari ini untuk meneruskan upaya perkembangan tari tamborin dan worship ini. Kenyamanan penari juga sangat perlu diperhatikan dalam saggar ini. Oleh sebab itu sanggar menyediakan kamar mandi khusus penari disertai ruang ganti pakaian, kamar mandi bagi tamu atau orang tua yang menunggu anaknya, tempat beristirahat bagi penari, kantin atau tempat makan bagi penari dan tamu, office room, UKS (Unit Kesehatan Sanggar), sampai pada locker penari yang berhak dimilikinya selama ia sah menjadi salah satu murid sanggar sesuai dengan ketentuan san persyaratan yang ada.
     Guru yang dipekerjakan dalam sanggar ini merupakan guru tari khusus Tamborin dan Worship Dance. Seperti halnya tenaga pengajar dalam dunia pendidikan yang memiliki persyaratan khusus, demikian pula ada persyaratan khusus untuk tenaga pengajar pada sanggar ini. Pengajar diwajibkan memiliki kemampuan handal dalam tari ini :
- Menguasai minimal 15 key movement Worship Dance (tanpa alat).
- Menguasai minimal @ 3 key movement untuk Banner, kipas, selendang, syal, pita, dan stick pita.
- Menguasai minimal 60 key movement Tambourine Dance.
     Sanggar akan dibuka sejak pukul 08.00 WIB. Kemudian kelas belajar akan dimulai pukul 09.00 WIB. Setiap kelas belajar berdurasi 120 menit termasuk waktu istirahat 15 menit. Kemudian sanggar akan ditutup pada pukul 21.00 WIB.
     Ada 3 level pada sanggar ini. Penari dikatakan lulus pada level pertama ketia ia mampu menguasai point break 1,2,3, mampu memegang alat dengan benar, mampu menguasai ketukan dan lock gerakan dengan baik, dan menguasai minimal 5 key movement WD, 1 key movement alat WD, dan 15 key movement TD. Penari dikatakan lulus pada level kedua ketika ia mampu menguasai minimal 10 key movement WD, 2 key movement alat WD, dan 30 key movement TD. Penari dikatakan lulus pada level puncak / level 3, ketika ia mampu menguasai minimal 15 key movement WD, 3 key movement alat WD, dan 60 key movement TD. Setelah tercapainya hal tersebut, penari dikatakan lulus dan berhak mengikuti seleksi tim pengajar baru pada sanggar.

Senin, 28 Maret 2011

Segmentasi dan Targeting Pasar Jasa

     Dalam suatu sistem penjualan, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan seperti variatif product marketing (penjualan produk yang bervariasi) dan target marketing (sasaran penjualan). Namun, dalam bahasan kali ini kita hanya akan memperlajari mengenai target marketing.
     Target marketing atau sasaran penjualan tidak lepas dari pembelajaran mengenai segmen. Jadi bila kita membahas target marketing, itu berarti kita akan membahas segmen dalam pemasaran. Segmentasi pasar ialah kegiatan membagi-bagi atau mengelompokkan pasar sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan perilaku.Berikut akan dijelaskan mengenai tahapan membuat segmentasi pasar.Dalam membuat segmentasi pasar hal-hal yang perlu dilakukan, salah satunya ialah mengidentifikasi dasar pembuatan segmen. Ada beberapa dasar dalam pembuata segmen, antara lain pertama, segmentasi geografis.. Segmentasi geografis merupakan pembagian pasar sesuai dengan nation (konsumennya berasal dari dalam atau luar negeri), State/Negara (Melihat aturan yang dipakai dalam negara tersebut), region/wilayah (Melihat ke wilayah mana produk akan kita kirim. Karena semakin sulit transportasi suatu daerah, maka akan semakin mahal buayanya), dan City/Kota. Kedua, segmentasi Demografis. Segmentasi demografis merupakan pembagian pasar sesuai dengan usia (kita harus bisa mengklasifikasikan setiap kelompok usia. Contohnya dalam pemasaran pakaian dan film), Gender/jenis kelamin, Family size / jumlah keluarga (Contohnya adalah pada saat pemasaran mobil. Produsen hendaknya memperhatikan untuk siapa mobil tersebut ditujukan. Untuk keluarga besar hendaknya memasarkan mobil dengan kapasitas muatan yang lebih banyak pula), family life recycle, income (pendapatan yang diperoleh/gaji), occupation (pekerjaan juga meruapakan segmen penting untuk diperhatikan. Disini kita bukan hanya sekedar melihat pekerjaannya, namun juga jabatannya dalam pekerjaan tersebut), pendidikan, dan ras. Ketiga, Segmentasi psikografis.Dalam segmentasi ini pasar dikelompokkan sesuai dengan kelas sosial, life style, personality (kepribadian). Keempat, Segmentasi Behavioral. Dalam segmentasi ini pasar dibagi sesuai dengan Manfaat (dilihat dari kualitas), benefit/layanan/service (mengutamakan kenyamanan pelanggan atau konsumen), struktur penggunaan (apakah dia pembeli langsung atau pembeli potensial), sering atau tidaknya digunakan, loyalitas terhadap produk, kesiapan konsumen dalam menerima suatu produk yang ditawarkan (apakah orang tersebut informer, orang yang ingin mendengarkan informasi terlebih dahulu atau bagimana sikapnya terhadap produk yang ditawarkan), relationship buyer (membeli berdasarkan suatu hubungan), dan transection buyer.

Selasa, 22 Maret 2011

Peluang Bisnis dan Usaha

SANGGAR TARI TAMBOURINE DAN WORSHIP DANCE

Tarian tambourine adalah sebuah tarian yang menggunakan alat musik tamborin yang dihiasi pita warna-warni dan tersedia lubang fingering untuk memegangnya.
Sedangkan WD (Worship Dance) adalah tarian yang menggunakan banyak media, seperti stick pita, banner, slayer, kipas, dll.
Tarian tambourine adalah tarian yang sangat berbeda dari tarian biasanya. Tarian ini tidak menonjolkan bagian tubuh dan lekukan seperti yang sering kita lihat pada cheer leader atau dance-dance pada umumnya. Tapi tarian ini mengandalkan lock gerakan dan variasi gerakan setiap 8 kali hitungan, 16 kali hitungan, 24 kali hitungan, bahkan ada yang 32 kali hitungan.  Ini yang membuatnya berbeda daripada tarian pada umumnya. Kelihaian dalam memainkan tamborin pun membutuhkan latihan khusus.
Worship dance merupakan tarian yang ditarikan pada saat jemaat menyanyikan lagu penyembahan atau lagu yang bernada mellow. Tarian ini sepintas mirip tari balet. Namun tetap memiliki perbedaan. Perbedaan yang paling mencolok adalah pada kostum yang dipakai. Pada tari ini penari menggunakan jubah panjang berlengan panjang yang terkesan mewah dan menarik juga sopan.
Tarian tambourine dan tarian penyembahan atau yang lebih sering disebut Worship Dance ini memang tidak terkenal di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun, tarian-tarian ini sudah dikenal masyarakat Indonesia khususnya umat Kristiani sejak tahun 1980-an. Gereja-gereja dunia pada umumnya pun sudah menggunakan tarian ini pada perayaan-perayaan ibadah mereka. Namun, di Indonesia masih banyak saya temukan Gereja yang tidak begitu bahkan belum mengenal sama sekali mengenai tarian ini. Padahal tarian ini bahkan sudah dikompetisikan di beberapa daerah. Gereja-gereja tua pada umumnya sulit memperoleh sebuah perkembangan seperti ini. Hal ini lah yang mendorong saya berkeinginan kuat untuk membuka sebuah sanggar tari khusus tarian tambourine dan worship dance.
Saya ingin membuat sanggar tari khusus tarian ini agar masyarakat Indonesia pada umumnya mengetahui dan mengenal adanya tarian Rohani yang dimiliki oleh umat Kristiani. Selain itu, saya juga ingin membantu anak-anak muda Gereja khususnya anak perempuan untuk mampu menarikan tarian ini dengan baik.  Apa lagi melihat belum adanya sanggar yang dibuka di Indonesia untuk jenis tarian ini, sedangkan banyaknya anak-anak muda perempuan Kristen yang tertarik pada tarian tersebut.
Awalnya saya akan membuat sebuah website yang situsnya berisikan mengenai deskripsi tarian ini, dan mempromosikan jasa yang bisa saya berikan kepada pelanggan. Lalu saya akan mempromosikannya dari mulut ke mulut, membuat brosur, pamflet, dan sebagainya. Kemudian setelah mendapatkan modal yang cukup, saya akan membuka sebuah sanggar. Pertama kali saya akan membuat sanggar pada tempat dimana banyak terdapat Gereja-gereja atau umat Kristennya. Lalu kemudian ke beberapa tempat-tempat yang lebih kecil.


Menganalisis Lingkungan Organisasi Pendidikan

     Sebelum kita menganalisis lebih jauh mengenai lingkungan organisasi pendidikan, terlebih dahulu kita harus memahami pengertian dari lingkungan, organisasi, dan pendidikan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Sedangkan lingkungan pemasaran adalah pelaku dan kekuatan-kekuatan diluar pemasaran yang berdampak pada kemampuan mengembangkan dan mampu menjaga agar transaksi yang dilakukan dengan pelanggan bisa berjalan dengan lancar. Lingkungan itu dibagi menjadi dua jenis. Ada lingkungan internal dan ada juga lingkungan eksternal. Lingkungan internal itu terdiri dari manusia, kebijakan, kepemimpinan, reward system, dan budaya. Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari demorafi, economic environment, natural environment, dan technology, politic environment, dan culture environment. Berikut akan dijelaskan masing-masing lingkungan yang telah disebutkan sebelumnya.
     Manusia adalah salah satu komponen dalam lingkungan internal. Bila kita berbicara mengenai manusia, itu berarti kita juga berbicara mengenai kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya. Lalu berkaitan dengan manusia, juga ada placement atau penempatan. Penempatan seseorang bisa mempengaruhi kinerjanya. Seseorang harus ditempatkan sesuai dengan kemempuan yang ia miliki. Promosi seseorang  juga sangat penting. Hal ini mampu mendorong seseorang untuk bekerja sebaik mungkin untuk bisa dipromosikan. Komponen kedua dari lingkungan internal adalah kiebijakan. Kebijakan menggambarkan visi dan misi yang dicapai serta aturan-aturan yang digunakan. Dalam kebijakan terdapat visi dan misi yang penting, karena visi dan misi ini mampu mengembangkan ke arah mana organisasi tersebut diarahkan. Visi dan misi pada setiap organisasi pasti berbeda, karena setiap organisasi memiliki caranya sendiri dalam pencapaian tujuan. Dalam kebijakan juga terdapat aturan. Setiap organisasi memiliki aturan yang berbeda dimana di dalam aturan tersebut ada suatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh orang. Kepemimpinan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam lingkungan internal. Ada beberapa gaya kepemiminan dalam suatu organisasi. Macam-macam gaya kepemiminan yang akan dibahas kali ini adalah kepemimpinan sentralistik (kepemimpinan yang berpusat pada pemimpin). Kepemimpinan demokratis (mendengarkan pendapat dari bawahannya). Kepemimpinan yang lepas tangan (mengalihkan pekerjaannya pada tingkat bawahannya). Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (Pemimpin hanya memberikan penugasan-penugasan tanpa disertai feed back). Kepemimpinan yang berorientasi pada orang (memberdayakan SDM agar bawahannya merasa nyaman dalam bekerja). Lalu kita juga akan membahas mengenai Reward System.  Pemberian penghargaan pada seseorang atas pekerjaan yang telah dilakukannya sangatlah baik.  Reward bukan hanya sekedar penghargaan biasa, namun kompensasi juga merupakan salah satu contoh reward yang dapat diberikan pada seorang pekerja. Reward material dapat berupa gaji, tunjangan, bonus, dll. Sedangkan non material dapat berupa pujian, dll. Terakhir kita akan membahas Budaya dalam lingkungan internal. Budaya meruapakan nila-nilai yang di anut atau dipercayai yang tergambar pada identitas yang tampak secara fisik yang dapat memberikan nilai (value).
     Selain itu, komponen-kompponen yang terdapat pada lignkungan internal adalah supplier (pemasok bahan bauk), market chanel form, customer (pelanggan), pesaing (competitor), publik atau masyarakat .Setelah membahas mengenai lingkungan internal, kini saatnya kita membahas mengenai lingkungan eksternal. Beberapa hal yang berkenaan dengan lingkungan eksternal adalah demografi. Hal-hal yang berkaitan dengan demografi adala banyak/sedikitnya orang, kepadatan penduduk, lokasi, usia, gender, ras, dan jenis pekerjaan. Setelah demografi, kita juga mengenal Economis environment (daya beli masyarakat yangtergantunglingkungannya), natural environment (lingkungan alam), dan  teknologi, lingkungan politik, dan lingkungan budaya.

_Lilys_

Senin, 07 Maret 2011

Memahami Konsep Dasar Jasa

     Untuk memahami konsep dasar jasa, terlebuh dahulu kita perlu mengetahui pengertian jasa itu sendiri. Jasa merupakan suatu aktivitas atau serangkaian kegiatan dimana terjadi interaksi antara manusia dengan manusia maupun dengan mesin, dan disediakan untuk memuaskan pelanggan. Misalnya, layanan jasa tol. Dalam hal ini, memang awalnya pemberian jasa dilakukan oleh manusia lewat kasir pembayaran uang tol. Namun, saat ini munculah cara baru yang dapat memudahkan para penggunaan jalan tol untuk melakukan pembayaran melalui sebuah mesin yang disebut e-toll card. Selain penggunaannya yang praktis, mesin ini pun mampu membuat pelanggannya merasa puas. Jasa itu merupakan sesuatu yang bersifat abstrak. Jasa adalah sesuatu yang bisa kita rasakan setelah kita selesai melalui atau menggunakannya. Oleh sebab itu, jasa sebisa mungkin harus didukung oleh berbagai macam features atau tambahan-tambahan/fasilitas-fasilitas dalam penerapannya. Hal ini digunakan agar pelanggan merasa nyaman dan puas dalam pemberian jasa. Selain itu, pemilihan nama suatu produk juga sangatlah penting. Nama akan membentuk image produk tersebut pada diri konsumen. Misalnya saja pada brand Rexona. Meskipun Rexona sudah memunculkan inovatif baru dalam bentuk dan cara pemakaiannya, namun setiap konsumen yang mendengar nama Rexona dalam reklame atau dimanapun tidak akan berfikir kalau Rexona itu sebuah pakaian. Dalam diri konsumen sudah tertanam dengan jelas, bahwa Rexona itu merupakan deodorant, bukan pakaian atau yang lainnya. Oleh sebab itu, sebaiknya produsen jangan sampai melakukan kesalahan dalam penentuan sebuah nama atau brand pada produknya.
     Dalam jasa terdapat tiga komponen (interaksi, menusia, dan mesin) yang ketiganya memiliki inti bagaimana membangun kepuasan pelangggan. Tetapi, dalam jasa pendidikan tidak begitu saja. Yang disediakan dalam jasa pendidikan adalah value (nilai). Dalam jasa pendidikan kepuasan pelanggan memang akan terbangun dari bagaimana penyedia jasa menyediakan dan memberikan jasa tersebut. Namun, kepuasan itu pun tidak begitu saja tercapai apabila tidak ada kerjasama antar pemberi jasa dan penerima jasa.  Kualitas dalam jasa pendidikan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara produsen dan konsumen. Kita bisa ambil contoh guru dan siswa. Dalam jasa pendidikan yang diberikan oleh guru lewat mengajar dan mendidik, tidak akan bisa tercapai kepuasan yang meyeluruh apabila siswa yang diajar tidak memberikan respon dengan baik. Guru yang mengajar di kelas, sebaik apapun beliau tidak akan mampu memberikan hasil yang memuaskan apabila siswa yang diajar tidak memberikan perhatian yang baik pada materi yang diajarkan, sehingga siswa sulit berkembang.
     Ada beberapa faktor kunci yang bisa membuat jasa berkembang. Pertama, Renewing (Memperbaharui jasa yang kita tawarkan). Sebaiknya jasa tidak dibiarkan begitu saja dalam waktu yang sangat lama. Perlu adanya perubahan dan pembaharuan dalam jasa yang diberikan kepada konsumen. Dalam perbaharuan jasa, kita perlu melakukan langkah-langkah penting. Yaitu survei untuk melihat apa yang sebenarnya konsumen butuhkan saat ini, lalu membuat customer service untuk pengaduan beberapa hal oleh konsumen dan juga bantuan sistem komputerisasi. Contohnya, dulu apabila seseorang ingin mengambil uang tabungannya, maka orang tersebut harus pergi ke Bank dengan buku tabungan dan memperolehnya lewat petugas yang bertugas. Namun sekarang, setelah melihat kenyataan saat ini banyak pelanggan yang perlu mengantri dengan antrian yang cukup panjang dan terbatasnya jam kerja pada suatu Bank, maka diciptakanlah mesin ATM yang dengan 24jam bisa digunakan oleh pelanggan dan juga mampu meminimalisir pengantrian yang cukup panjang. Kedua, Localizing Service Point (Lokalisasi Titik Pelayanan). Mengalokasikan berbagai cabang dimana banyak terdapat konsumen atau pelanggan dapat membuat jasa berkembang. Sekarang mari kita melihat jasa penyajian fast food yang sering kita temui seperti KFC, Mc.Donal, Pizza Hut, J.Co, dan sebagainya. Tempat-tempat penyajian fast food seperti ini sudah tidak jarang kita temui. Bahkan hampir disetiap mall di Jakarta pun menyediakan berbagai macam tempat penyajian fast food yang banyak digemari oleh para pelanggan. Ketiga, Leverage Contract (Menjelaskan Keuntungan/Prospek ke Depan). Mempengaruhi konsumen untuk menggunakan suatu fasilitas dengan beberapa keuntungan sangat membantu dalam menerapkan leverage contract ini. Contohnya pada Card Member. Beberapa pelayanan dengan menggunakan card member pasti menawarkan beberapa keuntungan-keuntungan yang cukup mempengaruhi pelanggan menggunakannya. Keempat. Power of Information (Memanfaatkan Kekuatan Infromasi). Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Mempromosikan jasa yang kita tawarkan lewat berbagai media juga mampu mendukung perkembangan jasa tersebut. Contohnya lewat web, brosur, reklame media elektronik, dan sebagainya. Keempat, Strategic Value (Nilai Strategir). Nilai strategis merupakan apa yang bisa kita lakukan agarorang lain bisa berkata "ya". Disni kita berbicara bagaimana kita mampu meyakinkan konsumen. Lalu bagaimana menentukan Strategic Value?. Pertama kita harus mengetahui sekmen kita itu siapa, lalu kita juga perlumengetahui seberapa kuat produk tersebut, dan kemungkinan orang pindah kepada produk lainnya. Jadi dalam hal ini, produsen harus bis amembuat beberapa pembaharuan di dalam jasanya.