Untuk memahami konsep dasar jasa, terlebuh dahulu kita perlu mengetahui pengertian jasa itu sendiri. Jasa merupakan suatu aktivitas atau serangkaian kegiatan dimana terjadi interaksi antara manusia dengan manusia maupun dengan mesin, dan disediakan untuk memuaskan pelanggan. Misalnya, layanan jasa tol. Dalam hal ini, memang awalnya pemberian jasa dilakukan oleh manusia lewat kasir pembayaran uang tol. Namun, saat ini munculah cara baru yang dapat memudahkan para penggunaan jalan tol untuk melakukan pembayaran melalui sebuah mesin yang disebut e-toll card. Selain penggunaannya yang praktis, mesin ini pun mampu membuat pelanggannya merasa puas. Jasa itu merupakan sesuatu yang bersifat abstrak. Jasa adalah sesuatu yang bisa kita rasakan setelah kita selesai melalui atau menggunakannya. Oleh sebab itu, jasa sebisa mungkin harus didukung oleh berbagai macam features atau tambahan-tambahan/fasilitas-fasilitas dalam penerapannya. Hal ini digunakan agar pelanggan merasa nyaman dan puas dalam pemberian jasa. Selain itu, pemilihan nama suatu produk juga sangatlah penting. Nama akan membentuk image produk tersebut pada diri konsumen. Misalnya saja pada brand Rexona. Meskipun Rexona sudah memunculkan inovatif baru dalam bentuk dan cara pemakaiannya, namun setiap konsumen yang mendengar nama Rexona dalam reklame atau dimanapun tidak akan berfikir kalau Rexona itu sebuah pakaian. Dalam diri konsumen sudah tertanam dengan jelas, bahwa Rexona itu merupakan deodorant, bukan pakaian atau yang lainnya. Oleh sebab itu, sebaiknya produsen jangan sampai melakukan kesalahan dalam penentuan sebuah nama atau brand pada produknya.
Dalam jasa terdapat tiga komponen (interaksi, menusia, dan mesin) yang ketiganya memiliki inti bagaimana membangun kepuasan pelangggan. Tetapi, dalam jasa pendidikan tidak begitu saja. Yang disediakan dalam jasa pendidikan adalah value (nilai). Dalam jasa pendidikan kepuasan pelanggan memang akan terbangun dari bagaimana penyedia jasa menyediakan dan memberikan jasa tersebut. Namun, kepuasan itu pun tidak begitu saja tercapai apabila tidak ada kerjasama antar pemberi jasa dan penerima jasa. Kualitas dalam jasa pendidikan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara produsen dan konsumen. Kita bisa ambil contoh guru dan siswa. Dalam jasa pendidikan yang diberikan oleh guru lewat mengajar dan mendidik, tidak akan bisa tercapai kepuasan yang meyeluruh apabila siswa yang diajar tidak memberikan respon dengan baik. Guru yang mengajar di kelas, sebaik apapun beliau tidak akan mampu memberikan hasil yang memuaskan apabila siswa yang diajar tidak memberikan perhatian yang baik pada materi yang diajarkan, sehingga siswa sulit berkembang.
Ada beberapa faktor kunci yang bisa membuat jasa berkembang. Pertama, Renewing (Memperbaharui jasa yang kita tawarkan). Sebaiknya jasa tidak dibiarkan begitu saja dalam waktu yang sangat lama. Perlu adanya perubahan dan pembaharuan dalam jasa yang diberikan kepada konsumen. Dalam perbaharuan jasa, kita perlu melakukan langkah-langkah penting. Yaitu survei untuk melihat apa yang sebenarnya konsumen butuhkan saat ini, lalu membuat customer service untuk pengaduan beberapa hal oleh konsumen dan juga bantuan sistem komputerisasi. Contohnya, dulu apabila seseorang ingin mengambil uang tabungannya, maka orang tersebut harus pergi ke Bank dengan buku tabungan dan memperolehnya lewat petugas yang bertugas. Namun sekarang, setelah melihat kenyataan saat ini banyak pelanggan yang perlu mengantri dengan antrian yang cukup panjang dan terbatasnya jam kerja pada suatu Bank, maka diciptakanlah mesin ATM yang dengan 24jam bisa digunakan oleh pelanggan dan juga mampu meminimalisir pengantrian yang cukup panjang. Kedua, Localizing Service Point (Lokalisasi Titik Pelayanan). Mengalokasikan berbagai cabang dimana banyak terdapat konsumen atau pelanggan dapat membuat jasa berkembang. Sekarang mari kita melihat jasa penyajian fast food yang sering kita temui seperti KFC, Mc.Donal, Pizza Hut, J.Co, dan sebagainya. Tempat-tempat penyajian fast food seperti ini sudah tidak jarang kita temui. Bahkan hampir disetiap mall di Jakarta pun menyediakan berbagai macam tempat penyajian fast food yang banyak digemari oleh para pelanggan. Ketiga, Leverage Contract (Menjelaskan Keuntungan/Prospek ke Depan). Mempengaruhi konsumen untuk menggunakan suatu fasilitas dengan beberapa keuntungan sangat membantu dalam menerapkan leverage contract ini. Contohnya pada Card Member. Beberapa pelayanan dengan menggunakan card member pasti menawarkan beberapa keuntungan-keuntungan yang cukup mempengaruhi pelanggan menggunakannya. Keempat. Power of Information (Memanfaatkan Kekuatan Infromasi). Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Mempromosikan jasa yang kita tawarkan lewat berbagai media juga mampu mendukung perkembangan jasa tersebut. Contohnya lewat web, brosur, reklame media elektronik, dan sebagainya. Keempat, Strategic Value (Nilai Strategir). Nilai strategis merupakan apa yang bisa kita lakukan agarorang lain bisa berkata "ya". Disni kita berbicara bagaimana kita mampu meyakinkan konsumen. Lalu bagaimana menentukan Strategic Value?. Pertama kita harus mengetahui sekmen kita itu siapa, lalu kita juga perlumengetahui seberapa kuat produk tersebut, dan kemungkinan orang pindah kepada produk lainnya. Jadi dalam hal ini, produsen harus bis amembuat beberapa pembaharuan di dalam jasanya.
0 komentar:
Posting Komentar